Foto: AP/Hatem Moussa
Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan terpaksa menghentikan bantuan di Jalur Gaza dalam waktu 48 jam. Keputusan diambil akibat pengepungan Israel menghambat akses Gaza terhadap bahan bakar.
Kepala UNRWA di Gaza, Thomas White, mengatakan bahwa bahan bakar tidak diizinkan masuk ke Gaza selama lebih dari sebulan. Hal ini menyebabkan kondisi kemanusiaan mencapai tingkat kritis.
“Operasi kemanusiaan di Gaza akan terhenti dalam 48 jam ke depan karena tidak ada bahan bakar yang diizinkan masuk ke Gaza,” tulis White di media sosial X pada Senin (13/11/2023).
PILIHAN REDAKSIDibombardir Israel, RS Al-Shifa di Gaza Jadi Kuburan MassalRusia dan AS Mendadak Kompak Serang Wilayah Suriah, Ada Apa?Ini Alasan Geng Arab Tolak Usul Iran Embargo Minyak ke Israel |
Saat ini layanan medis dan komunikasi di Gaza juga telah runtuh. Para dokter Palestina menyatakan bahwa rumah sakit kehabisan bahan bakar, sehingga mereka tidak dapat menyelamatkan pasien, termasuk anak-anak yang baru lahir di inkubator, karena generator listrik berhenti bekerja.
Pasukan Israel telah menutup sekitar Rumah Sakit al-Shifa di Gaza utara, di mana pekerja medis dan setidaknya 650 pasien terjebak di dalamnya. Juru bicara Kementerian Kesehatan Ashraf al-Qudra mengatakan 32 pasien meninggal dalam tiga hari terakhir karena kekurangan listrik.
Israel mengepung dan menuduh bahwa rumah sakit tersebut terletak di atas kompleks terowongan yang digunakan oleh Hamas. Namun tuduhan ini dibantah oleh pihak rumah sakit.
“Tank-tank tersebut berada di depan rumah sakit. Kami berada di bawah blokade penuh. Ini adalah wilayah yang sepenuhnya sipil. Hanya fasilitas rumah sakit, pasien rumah sakit, dokter dan warga sipil lainnya yang tinggal di rumah sakit. Seseorang harus menghentikan hal ini,” kata Dr Ahmed El Mokhallalati, seorang ahli bedah, seperti dikutip Reuters.
Dia menambahkan bahwa Israel telah mengebom tangki air, sumur air, dan pompa air untuk rumah sakit dan mereka yang tersisa “hampir tidak bisa bertahan”.
Para pejabat juga telah memperingatkan bahwa kondisi yang diakibatkan oleh pemboman dan pengepungan dapat menyebabkan berjangkitnya penyakit, dan akses terhadap air bersih sangat terbatas.
“Pagi ini dua kontraktor distribusi air utama kami berhenti bekerja – mereka kehabisan bahan bakar – yang akan membuat 200.000 orang tidak mendapatkan air minum,” kata White.
Mansour Shouman, seorang pengungsi Palestina yang melarikan diri dari Gaza utara dan mencari perlindungan di Rumah Sakit Nasser di Gaza selatan, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa kondisi di lokasi tersebut menjadi “primitif”.
“Mari kita kesampingkan makanan dan air, listrik, bahan bakar. Tidak ada keselamatan, tidak ada keamanan,” ujarnya. “Kami diberitahu, ‘Pergilah ke selatan, kamu akan aman di sana.’ Namun, setiap hari saya mendengar semakin banyak ambulans datang ke rumah sakit. Saya melihat lebih banyak orang membawa orang yang mereka cintai ke kuburan.”
https://saladbiji.com Pihak berwenang Palestina mengatakan bahwa serangan Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 11.240 orang, termasuk lebih dari 4.600 anak-anak, sejak pertempuran dimulai pada 7 Oktober. PBB mengatakan pada hari Senin bahwa 101 pekerja di Gaza telah tewas sejak awal pertempuran.