Gencatan Senjata Berakhir, Israel Lanjut Bombardir Gaza

Smoke rises in Gaza  following an Israeli strike, after a temporary truce between Israel and the Palestinian Islamist group Hamas expired, as seen from southern Israel, December 1, 2023. REUTERS/Alexander Ermochenko Foto: REUTERS/ALEXANDER ERMOCHENKO

Jakarta, CNBC Indonesia – Israel melanjutkan pemboman baru di wilayah Gaza, menghantam daerah-daerah di seluruh wilayah kantong tersebut setelah melakukan gencatan senjata selama seminggu dan gagal memperpajang.

Qatar, sebagai mediator gencatan senjata Israel-Hamas, mengatakan negosiasi untuk mengamankan jeda lagi dalam pertempuran terus berlanjut.

Berikut update situasi Gaza pasca dicabutnya gencatan senjata, seperti dihimpun CNBC Indonesia dari berbagai sumber pada Sabtu (2/12/2023).

178 Warga Palestina Tewas

Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza menyebutkan setidaknya 178 warga Palestina tewas dan 589 orang terluka pada hari pertama pemboman Israel di Gaza pasca berakhirnya gencatan senjata.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UNOCHA) juga melaporkan hingga Jumat malam, tidak ada konvoi bantuan atau truk bahan bakar yang memasuki Gaza dan evakuasi orang-orang yang terluka ke Mesir dihentikan di tengah serangan baru tersebut.

Menurut laporan UNOCHA, sejak 7 Oktober, lebih dari 3.000 warga Palestina telah ditangkap di Tepi Barat yang diduduki oleh pasukan Israel, dan lebih dari 160 orang ditahan hanya dalam enam hari terakhir.

Enam pria Palestina telah tewas dalam tahanan Israel sejak 7 Oktober, angka kematian yang oleh PBB digambarkan sebagai “jumlah tertinggi dalam beberapa dekade”.

Sejak 7 Oktober, PBB mencatat 302 serangan yang dilakukan pemukim Israel terhadap warga Palestina mengakibatkan 33 insiden memakan korban warga Palestina, 229 kasus kerusakan properti milik warga Palestina, dan 40 insiden yang melibatkan korban jiwa dan kerusakan properti.

61 Jurnalis Tewas Sejak Dimulainya Perang Gaza

Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) mengatakan jumlah jurnalis yang tewas pada Jumat termasuk 54 warga Palestina, empat warga Israel, dan tiga warga Lebanon.

Menurut kelompok kebebasan pers, sebelas jurnalis dilaporkan terluka, tiga dilaporkan hilang dan 19 orang ditangkap. CPJ juga mengatakan pihaknya sedang menyelidiki sejumlah laporan yang belum dikonfirmasi mengenai jurnalis lain yang dibunuh, hilang, atau diancam.

Serangan Israel Melebar ke Wilayah Lain

Rekaman video yang dibagikan di Telegram dan diverifikasi oleh unit Sanad Al Jazeera menunjukkan kendaraan militer Israel menyerbu Yatta, selatan Hebron.

Video lain menunjukkan pasukan Israel melakukan penangkapan di Bidya dekat Salfit di Tepi Barat tengah. Sementara itu, pasukan Israel juga menyerbu Beita, sebuah kota di selatan Nablus.

Israel telah melakukan serangan setiap malam di Tepi Barat yang diduduki sejak perang di Gaza dimulai, dan menangkap sejumlah warga Palestina.

Selain itu seorang pemuda Palestina dilaporkan tertembak dan terluka oleh pasukan Israel di Jenin. Ini terjadi ketika serangan militer Israel sedang berlangsung di beberapa kota besar dan kecil Palestina di Tepi Barat yang diduduki.

Kantor berita Palestina Wafa mengatakan pria itu ditembak ketika pasukan Israel menyerbu Jenin dan menembaki kendaraan yang ditumpangi korban.

Wafa mengatakan pasukan Israel juga menahan ambulans Bulan Sabit Merah untuk menanggapi laporan adanya korban jiwa, dan penggerebekan juga sedang dilakukan di el-Bireh dekat Ramallah.

Laporan Al Jazeera Arab juga melaporkan bahwa pasukan Israel menyerbu Hebron, Qalqilya dan desa-desa di selatan Nablus. Namun informasi tambahan mengenai penangkapan dan korban belum tersedia saat ini.

AS Minta Israel untuk Melindungi Warga Sipil

Ketika ditanya tentang kembalinya pemboman Israel di Gaza setelah gagalnya gencatan senjata, Sekjen Pentagon Lloyd Austin mengatakan dia telah menekankan perlunya “menjamin keselamatan warga sipil” dalam pembicaraan hampir setiap hari dengan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant.

“Kami akan terus bekerja sama dengan Israel, Mesir, dan Qatar dalam upaya menerapkan kembali jeda tersebut,” kata Sekjen Pentagon kepada wartawan, seperti dikutip Al Jazeera.

Namun senada dengan anggota senior pemerintahan Biden lainnya, Austin mengatakan Hamas bertanggung jawab atas kegagalan untuk memperpanjang jeda pertempuran. Hamas menyalahkan Israel atas kegagalan negosiasi.

“Salah satu syarat untuk melanjutkan jeda – syarat Israel – adalah Hamas dapat menyediakan setidaknya 10 sandera untuk dibebaskan setiap hari,” kata Austin. “Dan mereka pada saat ini gagal memberikan nama atau sandera untuk beberapa hari mendatang.”

MSF Minta Penyelidikan Serangan Israel Terhadap Kendaraan Darurat di Gaza

Doctors Without Borders (Medecins Sans Frontieres, atau MSF) telah menyerukan penyelidikan independen untuk “menetapkan fakta dan tanggung jawab” atas serangan tank Israel yang menghancurkan lima kendaraan darurat MSF di klinik organisasi tersebut di Kota Gaza pada akhir November.

Menurut MSF, pada tanggal 20 November, sebuah buldoser militer Israel menabrak kendaraan mereka yang ditandai dengan jelas dan sebuah tank Israel kemudian melepaskan tembakan. Hal ini menyebabkan kobaran api yang melalap lima mobil dan van, dan juga merusak beberapa bagian klinik organisasi tersebut.

Dalam serangkaian postingan di media sosiak, MSF juga menunjukkan bahwa kendaraan yang hancur adalah “bukti potensial” dalam penyelidikan terpisah atas serangan Israel terhadap konvoi evakuasi MSF dua hari sebelumnya.

Serangan itu menyebabkan seorang kerabat anggota staf MSF tewas dan melukai pekerja lain di organisasi tersebut.

Tidak Ada Tempat Aman di Gaza

Laporan Al Jazeera dari Khan Younis di Gaza selatan mengatakan situasi di Jalur Gaza “benar-benar mengerikan”.

Serangan Israel sejak dimulainya kembali operasi militer dan gagalnya gencatan senjata pada hari Jumat telah menargetkan wilayah utara dan selatan wilayah Palestina.

Pasukan Israel juga menyebarkan selebaran yang memperingatkan warga Palestina bahwa Gaza selatan sekarang menjadi zona pertempuran dan mereka harus melarikan diri lebih jauh ke selatan, menuju distrik Rafah.

Rafah juga dilaporkan mengalami serangan udara besar-besaran dari pasukan Israel dalam beberapa pekan terakhir.

“Serangan udara Israel menghancurkan beberapa bangunan dan merenggut nyawa lebih dari 100 warga Palestina selama 24 jam terakhir,” demikian laporan tersebut.

https://documentsemua.com “Hanya dalam beberapa menit terakhir, lebih banyak serangan Israel dilakukan di Kota Khan Younis,” tambahnya. “Tidak ada tempat yang aman di Gaza. Serangan terus berlanjut, bahkan di Rafah.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*