Foto: Apple Watch Ultra, iPhone 14, dan AirPods Pro baru ditampilkan selama acara khusus Apple di kantor pusat mereka di Cupertino, California, Amerika Serikat, Rabu (7/9/2022). Apple meluncurkan iPhone 14 baru serta versi baru dari Apple Watch, termasuk Apple Watch SE, versi murah dari arloji populer yang akan mulai dari $249. (Photo by Justin Sullivan/Getty Images)
Jakarta, CNBC Indonesia – Menjelang peluncuran iPhone 15, ada beberapa insiden menghebohkan di industri teknologi. Bermula dari peluncuran HP misterius Huawei Mate 60 Pro yang jadi pukulan telak bagi Amerika Serikat (AS), hingga aturan baru China yang melarang penggunaan iPhone di lingkungan pemerintahan.
Dua hal ini dinilai akan berdampak pada bisnis Apple, khususnya penjualan iPhone 15. Saham Apple sempat anjlok karena kekhawatiran pasar atas kebijakan Xi Jinping.
Para analis pun menilai penjualan iPhone 15 bisa di bawah ekspektasi karena aturan di China, serta kemunculan Huawei Mate 60 Pro yang mendapat antusiasme besar.
Belum cukup cobaan bertubi-tubi ke Apple, kini tim peneliti melaporkan ada celah keamanan di perangkat iPhone, dikutip dari Reuters, Senin (11/9/2023).
Celah keamanan tersebut diduga kuat terafilasi dengan firma NSO dari Israel. Ketika menginspeksi beberapa perangkat Apple milik beberapa karyawan di Washington, Citizen Lab menemukan celah keamanan di iPhone telah dieksploitasi spyware berbahaya dari NSO.
“Kami yakin bahwa eksploitasi pada perangkat iPhone adalah ulah grup NSO yang menyisipkan spyware Pegasus. Ini berdasarkan penyelidikan forensik yang kami temukan di perangkat korban,” kata Bull Marczak, peneliti senior di Citizen Lab.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa oknum pelaku sepertinya melakukan kesalahan saat proses instalasi. Hal ini yang menyebabkan Citizen Lab mampu mendeteksi spyware yang disisipkan ke iPhone.
Menurut Citizen Lab, Apple telah mengonfirmasi bahwa fitur keamanan tinggi ‘Lockdown Mode’ yang tersedia di perangkatnya mampu memblokir serangan semacam ini.
Setelah mendapat laporan dari Citizen Lab, Apple meluncurkan pembaruan software pada lini perangkatnya.
https://berharaplahlagi.com Diketahui, NSO telah masuk daftar hitam pemerintah AS sejak 2021 lalu dengan tuduhan memata-matai pegawai pemerintahan dan jurnalis.