Foto: cover topik/ cover topik Hamas/ Aristya rahadian
Jakarta, CNBC Indonesia – Kelompok bersenjata yang juga penguasa wilayah Jalur Gaza Palestina, Hamas, buka suara soal Israel yang disebut telah mengepung Gaza. Pernyataan terbaru disampaikan sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam.
Dalam rilisnya, Hamas mengancam Israel bahwa langkah pengepungan akan menjadi kutukan sejarah bagi Negeri Yahudi itu. Kelompok itu menyebut bahwa bila Israel terus menekan, mereka akan mengambil langkah yang memiliki konsekuensi bencana bagi Yerusalem Barat, yang diklaim kalangan Zionis sebagai Ibu Kota Israel.
“Akan ada banyak korban di antara pasukan Israel. Lebih banyak tentara Israel akan kembali dalam tas hitam,” ujar juru bicara kelompok militan tersebut, Abu Obeida, dikutip dari AFP, Jumat (3/11/2023).
PILIHAN REDAKSIMinyak Bahaya, Perang Gaza Buat Selat Hormuz Terancam TutupHizbullah di Ambang Perang Lawan Israel, Jepit Pasukan ZionisPutin Tarik Rusia dari Perjanjian Nuklir, AS Ngamuk |
Sejauh ini, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah mengonfirmasi tewasnya 19 tentaranya dalam operasi yang sedang berlangsung. Sebelumnya pada Kamis, juru bicara IDF Daniel Hagari mengatakan pasukan Israel telah sepenuhnya mengepung Kota Gaza di bagian utara daerah kantong tersebut.
“Tentara Israel telah menyelesaikan pengepungan kota Gaza, pusat organisasi teror Hamas,” katanya kepada wartawan seraya mengesampingkan gagasan gencatan senjata dalam waktu dekat. “Konsep gencatan senjata saat ini sama sekali tidak dibahas,” tambahnya.
Israel menghadapi tekanan yang semakin besar dari PBB dan kelompok-kelompok kemanusiaan untuk melakukan gencatan senjata di tengah meningkatnya jumlah korban tewas di kalangan warga sipil Gaza dan kekhawatiran akan penyebaran konflik tersebut di Timur Tengah.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tidak menyerukan penghentian permusuhan sepenuhnya, dan malah mendesak “jeda kemanusiaan”.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga mengeklaim minggu ini bahwa Washington “bertekad untuk mencegah eskalasi apa pun” dalam konflik yang sedang berlangsung.
Sementara itu, data PBB terkait jumlah korban tewas di Gaza telah melampaui 8.800 orang sejak 7 Oktober, termasuk lebih dari 3.600 anak-anak. Selain itu, sekitar 22.240 orang menjadi korban luka.
Badan internasional tersebut juga mengutuk serangan udara yang dilancarkan IDF pada hari Rabu yang menargetkan kamp pengungsi Jabalia yang padat penduduk di Gaza utara, dengan alasan bahwa tindakan tersebut “dapat dianggap sebagai kejahatan perang.”
https://pembangkitkuku.com Di sisi lain, Israel bersikeras bahwa mereka menargetkan “infrastruktur teror” yang dibangun di dekat bangunan sipil dan bertindak “berdasarkan intelijen yang tepat.”